Bunga Rampai
Ketika kaki mulai melangkah, tiba pada saatnya di ujung hela nafas ini. Menganggukkan kepala sejenak, menatap bingkai langit di atas sana. Mata terpejam merasakan hembusan angin menerpa wajah selembut jemari ibu merayap di pipi. Saat keheningan menyapa telinga, terbesit kenangan singkat seperti cahaya potret lensa kamera.
Saat pertama bertemu dengannya, aku bertekad untuk menutup pintu hatiku agar tidak jatuh cinta dengannya. Saat itu aku tak hiraukannya sama sekali, karena aku memahami bahwa jurang pemisah diantara aku dan dia sangatlah kompleks.
Hampir 2 tahun aku mengenalnya dari kakak sepupuku. Sempat kehilangan kontak dan seluruh kabar tentangnya, namun takdir mempertemukan aku dengannya setelah pertemuan kedua kalinya.
Tuhan hanya memberikan satu bulan kesempatanku untuk menjadi kekasihnya. Sampai dia memutuskan untuk meninggalkanku sendiri. segala upaya telah aku lakukan untuk mempertahankannya,tapi sia-sia. Dia pergi dengan orang lain dan meninggalkan luka dalam di hatiku. Kata-kata yang ingin sekali ku bisikkan adalah bahwa aku masih menyayangimu... S.A.A.Y
Saat pertama bertemu dengannya, aku bertekad untuk menutup pintu hatiku agar tidak jatuh cinta dengannya. Saat itu aku tak hiraukannya sama sekali, karena aku memahami bahwa jurang pemisah diantara aku dan dia sangatlah kompleks.
Hampir 2 tahun aku mengenalnya dari kakak sepupuku. Sempat kehilangan kontak dan seluruh kabar tentangnya, namun takdir mempertemukan aku dengannya setelah pertemuan kedua kalinya.
Tuhan hanya memberikan satu bulan kesempatanku untuk menjadi kekasihnya. Sampai dia memutuskan untuk meninggalkanku sendiri. segala upaya telah aku lakukan untuk mempertahankannya,tapi sia-sia. Dia pergi dengan orang lain dan meninggalkan luka dalam di hatiku. Kata-kata yang ingin sekali ku bisikkan adalah bahwa aku masih menyayangimu... S.A.A.Y
Komentar
Posting Komentar